top of page

14/04: My Simple Wedding

  • Writer: marcenda
    marcenda
  • Jul 14, 2018
  • 4 min read

It's been 3 months! kayaknya baru kemarin nikah. Rasanya pengen jadi aku di hari itu terus karena yang ada bahagia luar biasa! Hehe. Pengen share sedikit tentang pernikahanku yang cuma butuh persiapan selama 2 bulan. Dari awal, kami berdua ingin acara yang sederhana tapi elegan, dan tetap dapat kesan intim nya. So, kami hanya mengundang keluarga dan kerabat dekat saja; aku pribadi maunya tiap orang yang hadir, aku kenal atau at least aku tau siapa mereka. Uniknya dan enaknya, kami jadi gak perlu cetak undangan dan bikin suvenir (karena yang datang kan kebanyakan keluarga sendiri) Hehe. Aku cuma bikin undangan digital untuk kukirim ke teman dekat via sosmed. Bersyukur, dari total 100 undangan (kurang lebih 250 orang), sedikit saja yang berhalangan hadir.



Walaupun simple, tapi kami tetap berusaha detail untuk mewujudkan our kind of wedding dream. Kami berdua bagi tugas; suami yang urus susunan acara, katering, dan hiburan, sedangkan aku bertugas untuk nentuin konsep dekor, wardrobe, dan make up. Aku coba bahas beberapa ya:

First thing first, yang aku buat adalah semacam mood board beberapa contoh sebagai referensi yang aku ambil dari internet dan aku collage per bagian; tema dekorasi - gaun- riasan- seperti ini:


hal ini memudahkan langkah selanjutnya untuk mencari vendor yang tepat untuk mewujudkan semua yang sudah aku rencanakan. Dan semua printilan dari mulai vendor , run down acara, sampai budgeting semua aku tulis di buku wedding planner dari @bridestory yang aku pakai untuk koordinasi sama suamiku, kami saling melengkapi buku ini sampai sedetil-detilnya.




Wardrobe: Untuk gaun pengantin, sempet niat mau custom sama desainer di butik Kemang. Udah konsul kesana sebulan sebelumnya, tapi karena terlalu mepet dan lagi rame orang nikahan (sebelum lebaran), pihak mereka tidak bisa menyanggupi. Terlebih lagi, janjian dengan orang yang desain itu susah banget. Karena sudah cukup akrab dengan dengan tim desain, aku share ke mereka contoh gaun yang pengen aku buat, dari sana aku tanya aja rekomendasi bahan yang cocok seperti apa supaya jatuhnya bagus, beli bahan nya di mana, dan cutting yang sesuai untuk body type sepertiku yang kayak gimana. Alhamdulillah mereka baik banget mau bantuin. Akhirnya aku putuskan untuk bikin sendiri, tambahin cari referensi di internet, dan beli bahan sendiri di salah satu pusat tekstil terlengkap di Majestyk, Jakarta Selatan. Alhamdulillah, setelah keliling dari satu toko ke toko lain, berjodoh sama bahan yang warna dan detailnya "aku banget". Dress berpayet dengan warna peach. Aku beli 4 meter untuk satu gaun. Oiya, karena konsep acara yang simpel, aku cuma bikin satu gaun karena aku gak mau ribet dengan acara ganti pakaian pas resepsi. jadi gaun akad dan resepsi sama.



Di toko yang sama, aku sekalian beli seragam untuk anggota keluarga laki laki dan perempuan; aku pilih warna baby blue. Nah, untuk setelan jas suami tadinya pengen warna grey, dark grey atau navy, tapi karna susah dapet palette warna yang cocok, jadinya jatuh di alternatif warna terakhir: hitam! Sempet gak matchy aku pikir dengan gaunku dan konsep acara keseluruhan. Tapi suami meyakinkan kalau oke aja pake hitam, karena hitam warna netral dan fyi memang hitam itu warna favorit dia. Oke, selesai untuk urusan pakaian.



Decoration: untuk dekorasi nya, kita berdua pilih tema rustic botanical styling. Setelah ketemu vendor yang pas, kami juga sampaikan detail warna yang kita mau seperti apa. warna bunga yang kita pakai putih, biru muda (hydrangea), dan peach (rose), tidak boleh ada bunga berwarna gonjreng seperti merah, kuning atau orange. Supaya suasananya lebih intim dan santai, kita pilih lokasi outdoor. Berdoa dari jauh hari supaya gak hujan dan alhamdulillah lagi terkabul.hehe




Acara: balik lagi ke konsep acara yang simple, kami memutuskan untuk tidak menggunakan adat jawa yang lumayan banyak rangkaiannya. Yang kami berdua tekankan adalah tamu undangan semua hadir pada saat ijab kabul.



Karena ijab kabul adalah acara inti yang sakral, ruh pernikahan ada di sana. selain itu, kami juga tetap ada sesi sungkeman dengan orangtua. dan yang menjadi highlight di acara pernikahan kami saat itu adalah, ada acara sebar koin yang dilakukan oleh ibu mertuaku sebagai lambang kalau tugasnya sudah selesai menikahkan anak, mengingat aku dan suamiku adalah anak terakhir.


Hiburan: ini bagian suami, jadi dia yang pilih MC dan band pengiring. Untuk lagu yang akan dibawakan , kami sebelumnya udah bikin wedding song list nya. Alhamdulillah banyak dari lagu di list yang kita propose, mereka bisa membawakannya dengan sangat baik. Yang paling aku suka adalah alunan biola yang makin bikin suasana jadi calming banget; menenangkan jiwa. hihi


Fotografi: ini juga jadi tugas suami. Ada dua tim fotografi saat itu. satu tim untuk foto dan satu tim lagi khusus untuk bikin wedding video yang peralatan tempurnya lebi lengkap.haha (sedikit ribet pas di lapangan, tapi pas liat hasil akhirnya:puas!). Mereka adalah kerabat suamiku, jadi udah tau kualitas foto dan editingnya bagus. jadi pas suami bilang ke aku , definetely I said yes.




Overall , semua sesuai ekspektasi. Kami puas dengan kerja semua vendor, mulai dari dekor, pemain musik, fotografi, make up, sampai catering. Gak muluk-muluk, on budget juga. acara yang sederhana, tapi inti acara (ijab kabul) nya dapet. Bukannya itu yang terpenting dari sebuah resepsi pernikahan.


Satu lagi, kehadiran orang-orang terdekat yang dari jauh menyempatkan datang. Terimakasih untuk semua tamu undangan dan kerabat yang hadir di hari itu. It means a lot for my husband and I!



Masih berseri-seri sampai hari ini sama suami kalau flashback. Dan satu lagi, aku pribadi bangga sama suami karena dia yang jadi WO di pernikahan kami sendiri. haha. Dari awal dia bilang, kalau dia yang pengen nge-lead semuanya. Karena ini acara kita, dari kita, untuk kita. Aku percaya dan aku iya kan. Aku bantu sedikit arrange acara, selebihnya pas di lapangan dia yang koodinasi dengan MC dan handle semua. Alhamdulillah, acara berjalan lancar!

 
 
 

Recent Posts

See All

Comments


Hanya ingin menuliskan kenangan akan sebuah perjalanan, karena takut ada yang terlewat

Tentangku

© 2023 by Going Places. Proudly created with Wix.com

  • White Facebook Icon
Join my mailing list
bottom of page